Selasa, 09 Juni 2009

ARTI PENDIDIKAN DAN BATAS-BATAS PENDIDIKAN

A. Arti Pendidikan

Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada di muka bumi ini. Adanya pendidikan ini adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri. Dengan perkembangan peradaban manusia, berkembang pula isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaran pendidikan. Ini sejalan dengan kemajuan manusia dalam pemikiran dan ide-ide tentang pendidikan.

Menurut Suroso Prawiroharjo, salah satu konsep tentang pendidikan yang banyak diajarkan di lembaga pendidikan guru adalah yang menggambarkan pendidkan sebagai bantuan pendidik untuk membuat peserta didik dewasa, artinya kegiatan pendidik berhenti, tidak diperlukan lagi apabila kedewasan telah tercapai. Konsep ini kemudian secara operasional dierjemahkan sedemikian rupa sehingga pendidikan disamakan dengan persekolahan dan ia diartikan member bekal pengetahuan kepada peserta didik yang dapat dipergunakan untuk menghadapi masa depannya. Konsep inilah yang dominan sehingga pembaruan isi kurikulum ditambah, dikurangi, diubah urutannya, dimuktahirkan dan sebagainya.

Pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan. Yang senantiasa menghadapi tantangan zaman. Pendidkan merupakan proses yang tidak akan pernah final selama sejarah kebudayan manusia belum memasuki tahap finalnya yang tuntas. Semakin berkembang peradaban manusia, semakin berkembang pula permasalahan yang dihadapi pendidikan, sehingga semakin menuntut kemajuan manusia dalam pemikiran-pemikiran yang sistematik tentang pendidikan..
Peranan pendidikan dalam drama kehidupan dan kemajuan umat manusia semakin penting. Ini berkaitan dengan semakin perlunya bagi manusia pada umumnya dan pendidik khusunya untuk senantiasa mengembangkan pemahaman yang terus mengenai pendidikan.
Pendidikan sendiri pada dasarnya adalah proses komunikasi yang di dalamnya mengandung transformasi pengetahuan, niali-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat, dari generasi ke generasi. Dan pendidikan sangat bermakna bagi kehidupan individu, masyarakat dan suatu bangsa.

Adapun mengenai unusr-unsur yang esensial yang tercakup dalam pengertian pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam pendidikan terkandung pembianaan, pengembangan, peningkatan serta tujuan (ke arah mana peserta didik akan diharapkan dapat mengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin).
2. Dalam pendidikan, secara implicit terjalin hubungan antara dua pihak yaitu pihak pendidik dan pihak peserta didik, yang di dalam hubungan itu berlainan kedudukan dan peranan setiap pihak.
3. Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh.
4. Aktivitas pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga, dalam sekolah dan dalam masyarakat.

Dari uraian di atas secara implicit terkandung betapa besar nilai pendidikan bagi individu, masyarakat dan suatu bangsa karena pendidikan sangat berguna untuk:
1. Membentuk pribadi-pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepercayaan diri, disiplin dan tanggung jawab mampu mengungkapkan dirinya melalui media yang ada, mampu melakukan hubungan manusia dan menjadi warga negara yang baik.
2. Membentuk tenaga pembangun yang ahli dan terampil serta dapat meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi kerja.
3. Melestarikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan negara.
4. Mengembangkan nilai-nilai baru yang dipandang serasi oleh masyarakat dalammenghadapi tantangan ilmu,teknologi, dan dunia modern.
5. Merupakan jembatan masa lampau, masa kini dan masa depan.

B. Batas-Batas Pendidikan

Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus sebagai upaya sadar untuk membantu seseorang dalam mengaktualisasikan dirinya, tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan itu terdapat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidikan, serta lingkungan dan sarana pendidikan.

1. Batas-Batas Pendidikan pada Peserta Didik
Peserta didik sebagai manusia dapat memiliki perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat, dan sebagainya. Dalam berbagai cirri itu ada peserta didik yang kebih unggul dari peserta didika yang lain. Keadaan tersebut dapat membatasi kelangsungan dan hasil pendidikan.

2. Batas-Batas Pendidikan pada Pendidik
Sebagai manusia biasa, pendidik memiliki keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan yang sifatnya relative, pada umumnya masih dapat ditolerir, dengan catatan bahwa si pendidikyang bersangkutan senantiasa berupaya mengurangi atau menanggulangi keterbatasannya.
Keterbatasan dalam interaksi pendidik dapat terjadi karena bahasa yang dipakai oleh pendidik sebagai alat komunikasi yang berisi simbol-simbol abstrak kadang-kadang tidak dapat dimengerti oleh peserta didik sehingga komunikasi tidak berjalan baik. Tugas pendidik dalam hal ini adalah berusaha mengurangi pembatas komunikasi itu dengan menggunakan kata-kata yang benar sesuai dengan tingkat perbendaharaan bahasa peserta didik. Di samping faktor bahasa yang dipakai, ada juga faktor lain yang menimbulkan jarak antara pendidik dengan peserta didik, yaitu hal-hal yang bersifat psikologis.

3. Batas-Batas Pendidikan dalam Lingkungan dan Sarana Pendidikan
Lingkungan dan sarana pendidikan merupakan sumberyang dapat menetukan kualitas dan berlangsungnya usaha pendidikan. Dapat dilihat adanya lingkungan yang bersifat fisik, social dan budaya yang semuanya berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap usaha pendidikan.

Pada hakekatnya, berbagai keterbatasan yang dikemukakan di atas akan berkurang pengaruhnya apabila pendidik mampu berbuat sesuatu yang dengan sengaja memperkecil pengaruh yang dimaksud. Untuk itu semua tentu memerlukan keuletan dan ketangguhan serta pengabdian yang tinggi dari para pendidik.

Senin, 08 Juni 2009

URGENSI MEMAHAMI HAKIKAT MANUSIA

A. Pengertian Manusia

Secara factual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia. Dengan pendidikan, diharapkan manusia dapat meningkat dan berkembang seluruh atau bakat alamiahnya sehingga menjadi manusia yang relative lebih baik, lebih berbudaya dan lebih manusiawi. Agar kegiatan pendidikan lebih terarah sehingga nantinya dapat berdaya guna dan berhasil guna maka diperlukan pemahaman yang reltif utuh dan komprehesif tentang hakekat manusia.

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang pandai bertanya, bahkan ia mempertanyakan dirinya sendiri, keberadaannya dan dunia seluruhnya. Banyak sekali definisi tentang manusia, itu membuktikan bahwa manusia adalah makhluk multi dimensional, manusia memiliki banyak wajah. Pemikiran tentang manusia memiliki banyak pola pemikiran, yakni pola pemikiran biologis, pola pemikiran psikologis, pola pemikiran social budaya, dan pola pemikiran teologis.

1. Manusia menurut pola pemikiran biologis
Menurut pola pemikiran ini, manusia dan kemampuan kreatifnya dikaji dari struktur fisiologisnya. Portmann yang berpendapat bahwa kehidupan manusia merupakan sesuatu yang bersifat sui generis meskipun terdapat kesamaan –kesamaan tertentu dengan binatang. Dia menekankan aktifitas manusiayang khas yakni bahasanya, posisi vertical tubuhnya, dan ritme pertumbuhannya. Semua sifat ini timbul dari kerja sama antara proses keturunan dan proses social budaya. Menurut pola ini, manusia dipahami dari sisi internalitas, yaitu manusia sebagai pusat kegiatan intern yang menggunakan bentuk lahiriah tubuhnya untuk mengekspresikan diri dalam komunikasi dengan sesamanya.

2. Manusia menurut pola psikologis
Kekhasan pola ini adalah perpaduan antara metode-metode psikologis eksperimental dan suatu pendekatan filosofis tertentu, misalnya fenomenologi. Tokoh-tokoh yang berpengaruh besar pada pola ini antara lain Ludwig Binswanger, Erwin Straus dan Erich Fromm. Dari ketiga pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Freud dengan pandangan psikoanalisisnya lebih menekankan pada faktor internal manusia, sementara pandangan behaviorisme lebih menekankan faktor eksternal. Seangkan pandangan psikologi humanistic lebih menekankan kemampuan manusia untuk mengarahkan dirinya, baik karena pengaruh eksternal ataupun internal. Hal ini menunjukkan manusia tidak serta merta atau otomatis melakukan suatu tindakan berdsarkan desakan faktor internal, karena desakan faktor internal saja bisa ditangguhkan pelaksanaannya. Begitu juga manusia tidak serta merta melakukan tindakan karena mendapatkan rangsangan dari luar (eksternal). Manusia dapat mengabaikannya, bahkan dia dapat memutuskan sesuatu yang berbeda dengan desakan faktor eksternal.

3. Manusia menurut pola pemikiran social-budaya
Manusia menurut pola pemikiran ini tampil dala dimensi social budaya dan kebudayaannya, dalam hubungannya dengan kemampuannya untuk membentuk sejarah. Menurut pola ini , kodrat manusia tidak hanya mengenal satu bentuk yang uniform melainkan berbagai bentuk. Menurut Erich Rothacker, meskipun orang menciptakan dan mengembangkan lingkup kebudayaan nasionalnya, kemungkinan-kemungkinan pelaksanaan dan pengembangannya sudah ditentukan, karena semuanya itu sudah terkandung dalam warisan ras. Tokoh lain yang berpendapat yaitu Ernst Cassirer, dia berpendapat bahwa manusia adalah animal symbolicum yakni makhluk yang pandai membuat, memahami dan menggunakan symbol. Ia juga berpendapat bahwa cirri utama manusia bukanlah kodrat fisik atau kodrat metafisiknya, melainkan karyanya. Karyanyalah, sistem-sistem kegiatan manusiawilah yang menentukan dan membatasi manusia.

4. Manusia menurut pola pemikiran religious
Pola pemikiran ini bertolak dari pandangan manusia sebagai homo religious. Salah satu tokohnya adalah Mircea Eliade, Eliade mempertentangkan antara homo religious dengan homo non-religiosus, yaitu manusia yang tidak beragama, manusia modern yang hidup di alam yang sudah didekralisasikan, bulat-bulat ilmiah, apa adanya, yang dirasa atau yang dialami tanpa sakralitas. Bagi manusia yang tidak religious, kehidupan ini tidak sacral lagi, melainkan profane saja. Manusia adalah makhluk yang serba butuh hal-hal yang fisik dan rohani. Adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut menunjukkan manusia adalah makhluk yang belum selesai, artinya untuk memenuhi segala kebutuhannya ia harus bekerja dan berkarya.

B. Wujud Sifat Hakekat Manusia

Menurut kaum eksistensial, wujud sifat hakekat manusia meliputi :

1. Kemampuan menyadari diri, yakni bahwa manusia itu berbeda dengan makhluk lain, karena manusia mampu mengambil jarak dengan objeknya termasuk mengambil jarak terhadap dirinya sendiri.
2. Kemampuan bereksistensi, yaitu dengan kemampuan mengambil jarak dengan objeknya berate manusia mampu menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya.
3. Kata hati, adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik dan buruk bagi manusia sebagai manusia.
4. Tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung akibat dari perbuatan yang menuntut jawab.
5. Rasa kebebasan, adalah perasaan yang dimiliki oleh manusia untuk tidak terikat oleh sesuatu selain terikat sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Manusia bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodratnya sebagai manusia.
6. Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang muncul sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Keduanya tidak dapat dilepaskan satu sama lain, karena yang satu mengandalkan yang lain.
7. Kemampuan menghayati kebahagiaan, bahwa kebahagiaan manusia itu tidak terletak pada keadaannya sendiri secara faktual, atau pada rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya, tetapi terletak pada kesanggupannya menghayati semuanya itu dengan keheningan jiwa dan mendudukkan hal tersebut dalam rangkaian atau ikatan tiga hal, yaitu usaha, norma, dan takdir.

C. Unsur-Unsur Hakekat Manusia

Manusia menurut Notonagoro adalah makhluk monopluralis, maksudnya makhluk yang memiliki banyak unsure kodrat (plural), tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh (mono). Jadi, manusia terdiri dari banyak unsur kodrat yang merupakan satu kesatuan utuh. Dilihat dari sifat kodratnya, manusia juga sebagai makhluk monodualis, yakni terdiri dari unsur individual dan unsur social (dualis), tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh (mono).

D. Dimensi-Dimensi Kemanusiaan

Manusia adalah makhluk berdimensi banyak, yakin di antaranya :

1. Dimensi Keindividualan
Bahwa setiap individu memiliki keunikan. Tidak ada individu yang identik dengan orang lain di dunia ini. Karena adanya individualitas ini maka setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda.
2. Dimensi Kesosialan
Bahwa setiap manusia dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk hidup bersama dengan orang lain. Manusia dilahirkan memiliki potensi sebagai makhluk social. Sebagai makhluk social, manusia saling berinteraksi.
3. Dimensi Kesusilaan
Manusia ketika dilahirkan bukan hanya dikaruniai potensi individualitas dan sosialitas, melainkan juga potensi moralitas atau kesusilaan. Maksudnya bahwa dalam diri manusia ada kemampuan untuk berbuat kebaikan.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk religious yang sadar dan meyakini akan adanya kekuatan supranatural di luar dirinya, sebutan itu salah satu di antaranya adalah Tuhan. Sebagai orang yang beragama, manusia meyakini bahwa Tuhan telah mewahyukan kepada manusia pilihan yang disebut Rosul. Yang dengan wahyu Tuhan tersebut, manusia dibimbing kea rah yang lebih baik, lebih sempurna dan lebih bertaqwa.
5. Dimensi Kesejarahan
Manusia tidak identik dengan sebuah organism yang kehidupannya lebih dari sekedar peristiwa biologis semata. Keunikan hidup manusia ini tercermin dala keunikan setiap biografi dan sejarah. Dimensi kesejarahan ini bertolal dari pandangan bahwa manusia adalah makhluk historis, makhluk yang mampu menghayati hidup di masa lampau, masa kini, dan mampu membuat rencana-rencana di masa yang akan dating. Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang menyejarah.

Senin, 01 Juni 2009

MARKETING PLAN & BUSINESS PLAN

FORMAT MARKETING PLAN

Marketing Plan memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Analisa situasi (S.W.O.T)

S : Strengh/ Kekuatan

W : Weakness/ Kelemahan

O : Opportunity/ Peluang

T : Threat/ Ancaman

Pebisnis harus menganalisa keadaan intern dan ekstern perusahaannya. Keadaan intern meliputi gambaran terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh. Melakukan analisa sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Keadaan ekstern yang perlu diperhatikan adalah keadaan makro yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan. Analisis makro ini meliputi keadaan politik, ekonomi,sosial, budaya. Analisis intern dan ekstern tersebut dilengkapi lagi dengan analisis S.W.O.T

2. Tujuan Pemasaran (Marketing Objectives)

Tujuan pemasaran perusahaan beraneka ragam sesuai dengan kepentingan perusahaan masing – masing. Sebagai contoh dapat dikemukakan tujuan pemasaran, mempertahankan posisi perusahaan sebagai market leader, atau memperluas penguasaan market.

3. Strategi Inti (Core Strategy)

Merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision making. Untuk menghasilkan strategi inti ini dibutuhkan pemikiran mendalam didukung oleh data dan fakta sehingga dapat dirumuskan secara tajam

4. Jadwal Pelaksanaan (Action Plan)

Action plan lebih banyak, sebab disini dielaborasi lebih rinci. Jika

strategi inti yang ingin dilaksanakan berupa pengembangan produk, maka harus dijabarkan model, bahan, mutu,kemasan, dsb

Action plan harus dapat menjawab beberapa pertanyaan :

- What, apa tugas yang harus dilakukan?

- Who, siapa orang yang harus bertugas dan bertanggung jawab?

- When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai?

- Where, jika diperlukan dimana percobaan pasar akan dilakukan?

- How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut?

5. Anggaran Pemasaran (Marketing Budget)

Didalam marketing budget dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang diperlukan, jenis kegiatan pemasaran untuk berbagai teknikpromosi, melakukan riset pemasaran, dsb

6. Pengawasan (Control)

Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan membaca dan mempelajari laporan tertulis dari pelaksana ataupun hasil observasi. Jika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil tindakan perbaikan


BUSINESS PLAN

I. Bentuk Formal Business Plan

1) Halaman Depan

Dicantumkan nama dan alamat perusahaan, nama orang yang bertanggung jawab yang bisa dihubungi sewaktu-waktu

2) Daftar Isi

Membuat daftar isi secara rinci dengan nomer-nomer halamannya

3) Rangkuman eksekutif

Sangat penting karena pembaca ingin melihat secara cepat ttg isi keseluruhan business plan. Rangkuman ini merupakan inti dari perencanaan.

4) Penjelasan tentang Perusahaan

Diungkapkan strategi perusahaan serta tim manajemen yang mengelola perusahaan

5) Pemasaran

Diungkapkan pasar yang dituju seberapa besar potensi pasar dan berbagai strategi serta ramalan tentang target konsumen dimasa yang akan datang

6) Barang dan jasa yang dihasilkan

Diungkapkan mengenai kualitas, kuantitas dan kegunaan dan keistimewaan barang dan jasa yang ditawarkan

7) Usaha meningkatkan penjualan

Dijelaskan tentang berbagai teknik promosi yang akan digunakan, tenaga penjualan, perwakilan-perwakilan penjualan, dsb

8) Permodalan

Diungkapkan rencana permodalan dan proyek permodalan neraca pendahuluan, aliran kas, dan pendapatan

9) Apendix

Dilampirkan berbagai keterangan yang diperlukan untuk melengkapi business plan. Misalnya akte pendirian perusahaan, SIUPP, sertifikat, dsb


II. OUTLINE Business Plan

I. Pendahuluan

- Nama dan alamat Perusahaan

- Nama dan alamat Pemilik

- Nama dan alamat penanggungb jawab

- Informasi tentang bisnis yang dilaksanakan

II. Rangkuman eksekutif; lebih kurang 3 halaman yang menjelaskan secara komplit isi business plan.

III. Analisis Industri

- Prespektif masa depan industri

- Analisis persaingan

- Segmen pasar yang dimasuki

- Ramalan produk yang dihasilkan

IV. Deskripsi tentang Usaha

- Produk yang dihasilkan

- Jasa pelayanan

- Ruang lingkup usaha

- Personalia dan perlengkapan kantor

- Latar belakang identitas pengusaha

V. Rencana produksi

Untuk pabrik/industri

VI. Rencana Pemasaran

- Penetapan harga

- Pelaksanaan distribusi

- Promosi yang akan dilakukan

- Pengembangan produk

VII. Perencanaan organisasi

Bentuk kepemilikan dan struktur organisasi

- informasi tentang partner

- Uraian tentang kekuasaan

- Latar belakang anggota tim manajemen

- Peranan dan tanggung jawab personalia dalam organisasi

VIII. Resiko

- Evaluasi tentang kelemahan bisnis

- Gambaran teknologi

IX. Perencanaan Permodalan

Neraca permulaan perusahaan

- Proyeksi aliran kas

- Analisa titik impas

- Sumber-sumber permodalan

X. Appendix

- Surat-surat

- Data penelitian pasar

- Surat-surat kontrak dan dokumen perjanjian lainnya

- Daftar harga dari pemasok barang


Contoh Business Plan Untuk Usaha Baru dan Pengembangan usaha

I. Latar Belakang

Latar belakang pendirian perusahaan, keadaan persaingan, terbukanya peluang usaha fasilitas yang dimiliki, dan prospek usaha

II. Identitas Pemilik

Nama dan identitas pemilik

III. Data Perusahaan

Dicantumkan nama dan data-data perusahaan

IV. Aspek produksi

Jenis dan jumlah mesin yang digunakan, kapasitas produksi, dan lain-lain

V. Aspek Pemasaran

Sistem distribusi, sistem pembayaran, konsumen sasaran, wilayah pemasaran, penguasaan dan segmentasi pasar, keuntungan, dll

VI. Aspek keuangan

Kebutuhan rata-rata perbulan, untuk pembelanjaan, dan bahan baku, kebutuhan modal, dsb.